Tips Mengatasi Batuk dan Pilek Pada Anak - Bila anak kita mengalami batuk dan demam biasanya disertai pula dengan demam sehingga si kecil tidak bisa tidur dengan lelap akibat terganggu oleh batuk yang dideritanya, Apalagi kalau batuknya berdahak dan tidak bisa keluar, seakan tertahan didalam tenggorokan anak sehingga membuat anak menjadi rewel, hal ini tentu sangat membuat pikiran kita sebagai orang tua merasa kasihan dan sedih karena anak tidak dapat beraktifitas seperti biasanya.
Sebagai orang tua yang bijak tentunya kita tidak boleh memberikan obat batuk yang sembarangan tanpa ada resep dari dokter tentunya. Walaupun banyak obat pereda batuk dan pilek yang terdapat di pasaran yang dengan mudah bisa kita beli, namun pemakaian obat sembarangan dapat menimbulkan resiko buruk terhadap anak. Bahkan menurut, FDA (Food and Drugs Administration) Amerika Serikat yang sudah menjadi acuan mengenai obat di dunia, memberikan larangan kepada para orangtua untuk memberikan obat batuk dan pilek yang dijual secara bebas kepada anak di bawah umur dua tahun.
Ini meliputi semua obat-obatan dengan komposisi sebagai berikut :
- Dekongestan yang berfungsi sebagai pelega saluran pernapasan.
- Ekkspektoran yang berfungsi sebagai pengencer dahak
- Antihistamin berfungsi untuk mengurangi hidung beringus serta bersin.
- Antitusif sebagai pereda batuk tanpa dahak.
Efek samping yang ditimbulkan adalah ; antara lain dapat memicu epilepsi, membuat jantung menjadi berdebar, hingga mengurangi kesadaran.
Sekitar dua tahun lalu, U.S. Center for Disease Control and Prevention melaporkan bahwa, sekitar 1500 balita masuk ruang UGD setelah mengalami efek samping yang ditimbulkan dari obat pilek OTC (over the counter atau obat yang dijual bebas). Kemudian pada tahun 2007, FDA melaporkan, akibat Dekongestan kurang lebih 54 anak kehilangan nyawa dan 69 anak meninggal dunia disebabkan oleh antihistamin sejak tahun 1969 hingga tahun 2006. Kebanyakan korban adalah balita yang berusia berusia di bawah dua tahun, ini dikarenakan sistem syaraf otonom pada bayi masih belum "sempurna". Fungsi pernafasan dan pencernaan pada anak juga berbeda dengan orang dewasa, seperti yang telah dibuktikan melalui penelitian bahwa obat batuk dan pilek yang beredar dipasaran tidak efektif untuk bayi dan anak batita. Bahkan efeknya tidak jauh berbeda dari plasebo (www.fda.gov, Januari 2008).
Sesuai peringatan FDA (Food and Drugs Administration) tersebut diatas, maka para dokter telah sepakat bahwa untuk anak-anak yang berusia dibawah 2 tahun, Pengobatan yang paling baik adalah dengan mendapatkan fisioterapi atau terapi alternatif seperti obat herbal, bukan memberikan obat-obatan yang dijual bebas di pasaran.
Walaupun peringatan tersebut untuk anak yang berusia dibawah 2 tahun, bagi anak yang berumur diatas 2 tahun pun, orangtua harus tetap teliti dan berhati - hati dalam memilih obat batuk dan pilek jika kita terpaksa untuk membelinya di pasaran. Karena tidak semua komposisi obat tersebut aman untuk anak terutama, obat - obatan yang yang digolongan kedalam obat dekongestan seperti pseudoefedrin, etilefedrin, dan fenilefrin.
Apabila pemberian dosis obat kepada anak rendah kemungkinan efek yang ditimbulkan tidak terlalu berbahaya. akan tetapi apabila dosisnya melebihi sebagaimana yang dianjurkan, maka tentu hal ini dapat berakibat fatal bagi si anak.
Beberapa obat batuk dan pilek Setelah obat diminum, hidung anak terasa kering alias tidak meler lagi. Orangtua langsung senang karena menganggap pilek anak telah sembuh. Padahal, ada bahaya yang mengancam di balik itu. Lendir bukannya hilang tetapi tertekan dan menggumpal di saluran pernapasan.
Bahayanya, lendir itu dapat menjadi media pertumbuhan kuman yang kemudian masuk ke paru-paru dan menyebabkan radang paru. Sedangkan jika naik ke kuping bisa menyebabkan congekan. Jadi, semua lendir yang merupakan reaksi pertahanan tubuh terhadap penyakit seharusnya dikeluarkan dengan cara-cara lain yang lebih tepat, bukan ditahan atau ditekan. Beberapa obat pilek juga dapat menggumpalkan lendir di tenggorokan. Kejadian ini dapat memperparah asma anak. Oleh karenanya mintalah saran pada dokter, terutama jika usia anak kurang dari 2 tahun.
JENIS BATUK BERBEDA, BERBEDA PULA OBATNYA
Pilek atau influensa merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus. Semua penyakit yang diakibatkan infeksi virus pada fase 3 hari pertama akan timbul gejala yang disebut sebagai ILI atau influenza like illness. yang ditandai dengan hidung beringus, hidung tersumbat, bersin - bersin, dan disertai demam.
Penyakit Influensa atau pilek umumnya akan sembuh dengan sendiriya setelah mencapai masa lima hari, hal ini tentu apabila penderita beristirahat yang cukup serta asupan nutrisi yang mencukupi. Jadi, walaupun tanpa pengobatan, penyakit pilek atau influensa dapat sembuh.
Apabila batuk dan pilek tak kunjung reda, Maka gejala ini harus diatasi sesuai dengan penyebabnya, seperti:
- Batuk yang disertai demam, biasanya mengharuskan untuk dokter memberikan obat antibiotika. dikarenakan Kondisi lingkungan di negara kita cukup buruk bagi endemiknya kuman, serta akibat tingginya polutan udara, sehingga membuat bibit penyakit menjadi tumbuh subur, hal ini membuat penyakit batuk dan pilek rawan menyerang pada anak. Tanda awal dari adanya bakteri yang telah masuk kedalam tubuh yaitu dengan timbulnya demam tinggi selama beberapa hari.
- Batuk Yang Disertai Alergi. Untuk penyakit batuk dan pilek yang diakibatkan oleh alergi tidak dapat diobati menggunakan obat apa pun apabila penyebab dari alergi tersebut tidak dihindari. Saat ini sudah jelas bahwa, pengobatan pada penyakit batuk dan pilek pada anak tidak dapat dilakukan scara sembarangan apalagi tanpa konsultasi dan resep dokter.Kesimpulannya, kita sebagai orangtua harus mempertimbangkan resiko atau dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari pengobatan yang dilakukan secara sembarangan, apalagi jika anak masih berusia dibawah 2 tahun. Lakukanlah konsultasi dengan dokter apabila batuk dan pilek yang disertai dengan adanya demam tinggi pada tubuh anak yang mencapai di atas 39,4° C meskipun penyakit yang diderita si anak baru berjalan sehari. Penyakit batuk dan pilek yang disertai dengan gejala sering buang air kecil dan sakit telinga pun harus segera diperiksakan ke dokter.
MENGGUNAKAN CARA ALTERNATIF
Penggunaan cara altenatif dalam mengobati penyakit batuk dan pilek pada anak juga perlu dilakukan, karena penggunaan obat batuk pada dasarnya tidak ada yang efektif dan hanya bersifat meringankan penyakit, kesembuhan total didapatkan juga karena beberapa faktor pendukung lain, misalnya dengan beristirahat yang cukup.Berikut beberapa cara alternatif yang bisa kita berikan kepada anak :
- Berikan banyak minum. Cara ini dimaksudkan agar dapat melegakan tenggorokan anak karena dengan memberikan minum yang banyak dapat melegakan saluran pernafasan anak. Disamping membantu membersihkan lendir atau dahak pada anak yang sedang batuk. Orangtua dapat memberikan minum anak berupa air mineral atau bisa juga dengan membeikan jus.
- Minta anak untuk beristirahat. Selama anak mengalami batuk dan pilek sebaiknya orang tua menghentikan sementara aktivitas sekolah atau bermain anak. hal ini untuk mencegah penularan batuk dan pilek kepada anak yang lain, disamping membuat daya tahan tubuh anak meningkat sehingga proses kesembuhan anak lebih cepat.
- Pastikan udara di kamar atau rumah bersih. Dengan adanya udara yang bersih tentu tidak akan mengganggu pernapasan anak yang batuk, karena udara yang kotor rentan bakteri dan virus sehingga dapat membuat kesembuhan anak semakin lama.
- Gunakan Tetes Garam Murni (NaCl). Apabila lendir didalam hidung anak sudah mengganggu pernapasannya makan gunakanlah tetes garam murni untuk menghancurkan lendir tersebut. Larutan ini dapat dibeli di apotek terdekat.
- Lembapkan udara di kamar anak. Cara ini cukup mudah anda lakukan yaitu dengan menyediakan ember berisi air panas sehingga uap air panas tersebut akan menyebar didalam ruangan. Tujuannya tentu adalah untuk dapat mengencerkan dan membantu mengeluarkan lendir.
TIPS AMAN MENGOBATU ANAK USIA 2 HINGGA 6 TAHUN
- Apabila anada terpaksa membeli obat yang dijual bebas, sebelum membeli obat pastikan dahulu apakah obat itu aman untuk diberikan kepada anak. Jika perlu konsultasikan dengan dokter. Bisa dengan telepon, konsultasi interaktif dokter di internet, dan lain-lain.
- Perhatikan dengan teliti komposisi dan efek samping yang terdapat pada obat. Pelajari, juga indikasi dan kontraindikasi obat tersebut. Jika ragu, jangan diberikan. Lebih baik datang ke klinik dokter untuk mendapatkan obat yang tepat.
- Ikuti petunjuk penggunaan obat dengan benar, termasuk dosis dan frekeuensi pemakaian. Gunakan hanya sendok bawaan obat tersebut, jangan gunakan alat takar sendiri seperti sendok makan di rumah. Ingat, dosis obat berlebih dapat membahayakan kesehatan anak.
- Hentikan pemakaian jika menimbulkan efek seperti jantung berdebar, pusing, muntah, dan lain-lain.
- Obat-obatan atau terapi tradisional lebih baik dan efektif untuk anak, terutama yang usianya di bawah 2 tahun.
PENCEGAHAN BATUK DAN PILEK ANAK DIRUMAH.
Ada beberapa tindakan terbaik untuk mencegah penularan batuk pilek. Antara lain:
- Jaga kebersihan. Ajari anak supaya rajin mencuci tangannya dengan sabun. Dalam kondisi darurat, penggunaan gel atau tisu beralkohol juga sangat membantu. Jaga kebersihan mainan dan perlengkapan anak lainnya.
- Hindari percikan ludah atau ingus dari orang yang bersin dan batuk. Jika tisu jauh dari jangkauan dan hidung sudah terasa gatal, gunakan tangan sebagai pelindung lalu cucilah tangan itu hingga bersih.
- Hindari berbagi perlengkapan makan, tisu, gelas, handuk, dan lain-lain dengan si sakit. Alangkah lebih baik jika masing-masing anggota keluarga memiliki perlengkapan masing-masing.
- Jauhkan orang yang sakit batuk pilek dari anak. Utamanya di beberapa hari pertama sakit, dimana risiko penularannya sangat tinggi.